Indramayu PostPing Net

Senin, 16 Maret 2009

Berangkat Sehat Pulang Cacat

1-2klm-pop-news1

TAK habis-habis cerita tenaga kerja wanita (TKW) yang disiksa majikan. Namun meski kenyataan pahit ini kerap terjadi, tak mengurungkan niat mereka untuk mengais rezeki di negeri orang.
Kini cerita penyiksaan terhadap TKW juga terjadi. Suratminih (27 tahun), “pahlawan devisa” asal Kab. Indramayu mendapat perlakuan tidak manusiawi dari majikannya di luar negeri. Gadis warga Blok Samak Rombeng Desa Margamulya Kec. Bongas ini mengalami kelumpuhan dan depresi sangat berat akibat disiksa majikannya di Arab Saudi.
Ditemui “MD” di rumahnya Rabu (11/3), Ratminih sedang tertidur lelap ditemani ibu dan kakak lelakinya, Sarminih (66 tahun) dan Asral (46 tahun). Ia tidak bisa tidur terlentang lantaran bagian belakang tubuhnya masih terdapat luka dan bekas jahitan. Ukuran kedua kakinya berbeda, dengan kaki kanan lebih kecil, akibat trauma luka dan juga dipenuhi bekas jahitan. “Sejak datang dari Arab Saudi, anak saya sulit diajak komunikasi. Satu-satunya cerita yang disampaikan yakni hanya soal penyiksaan dari majikannya,” ujar Sarminih.
Kisah memilukan yang dialami Ratminih kembali diceritakan Sarminih, ibunya. Pada pertengahan tahun 2008 lalu, anak gadisnya itu berangkat menjadi TKW ke Arab Saudi melalui PT. Putri Mandiri yang berkedudukan di Jakarta. Namun selama bekerja di luar negeri, tak satupun anggota keluarga yang mengetahui nama majikan dan kota tempat tinggal Ratminih di Arab Saudi. Usaha untuk mencari tahu keberadaan Ratminih terus dilakukan keluarga, baik lewat sponsor maupun perusahaannya.
Sampai enam bulan kemudian pihak keluarga memperoleh kabar keberadaan Ratminih di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta. Sarminih dan anaknya yang lain, Asral pun terkejut mendengar kabar dari perusahaan yang memberangkatkan Ratminih itu. Mereka bergegas ke Jakarta untuk mengetahui keadaan Ratminih. Mereka shock karena keadaan Ratminih sangat mengenaskan.
Selain cacat, Ratminih pulang tanpa membawa sepeserpun uang karena selama bekerja di luar negeri enam bulan tidak digaji majikannya. “Di sana anak saya sudah berubah. Waktu berangkat sehat dan segar, begitu di rumah sakit sudah banyak luka dan bekas jahitan serta lumpuh. Yang membuat lebih sedih, Ratminih malah depresi berat,” tutur Sarminih.
Saat diperiksa dokter, lanjut Sarminih, sekujur tubuh Ratminih banyak luka. Beberapa bagian di antaranya terdapat jahitan. Seperti di bagian belakang tubuh terdapat jahitan dari punggung hingga ke ujung pantat, lengan, kaki kanan dll. Kepada ibunya, Ratminih pernah bercerita bahwa seluruh luka yang ada ditubuhnya itu akibat penyiksaan yang dilakukan majikannya.
“Ratminih pernah menceritakan kalau setiap hasil pekerjaannya sebagai pembantu kurang memuaskan, langsung disiksa dan dianiaya,” terang Sarminih.
Pengawas TKI pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Indramayu, Hendra Pondaga, ketika dikonfirmasi membenarkan perihal penyiksaan yang dialami Ratminih. Pihaknya, kata dia, sudah melakukan upaya melalui Departemen Luar Negeri dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi agar hak-hak Ratminih sebagai TKI bisa dikeluarkan.
“Selama bekerja tidak mendapat gaji sama sekali dan asuransinya belum keluar. Kami sedang mengupayakan lewat departemen dan perusahaan yang memberangkatkan Ratminih ke luar negeri,” tegas Hendra.

0 komentar:

Posting Komentar